Sabtu, 18 Desember 2010

Hari Raya Kuningan

Apa itu hari raya kuningan? Hari raya Kuningan adalah salah satu hari besar bagi umat Hindu yang jatuh setiap 210 hari sekali atau setiap 6 bulan kalender Bali (1 bulan Bali=35 hari), yang jatuh setiap Saniscara Kliwon wuku Kuningan. Hari raya kuningan dilaksanakan 10 hari setelah hari raya Galungan.

Hari raya Kuningan merupakan hari raya yang dilaksanakan untuk memperingati turunnya Ida Sang Hyang Widhi ke dunia bersama dengan leluhur kita (Bhetara) untuk memberikan keselamatan dan kerahayuan kepada manusia di dunia ini. Rangkaian upacaranya dilaksanakan sampai tengah hari, karena menurut kepercayaan setelah tengah hari para Bhetara akan kembali ke kahyangan (surga).

Saat hari raya Kuningan, para umat biasanya membuat nasi kuning dan lawar yang dijadikan sesajen dan kemudian dimakan bersama oleh umat sebagai ucapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain makanan, yang khas saat hari raya kuningan adalah dipasangnya tamiang di setiap rumah dan tempat suci. Tamiang dibuat dari janur (daun kelapa muda) yang dibentuk seperti cakra, merupakan simbol keselamatan dan perlindungan, agar semua yang ada di dunia ini selalu dalam perlindungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Perayaan hari raya Kuningan ini tidak luput dari konsep Tri Hita Karana, yaitu parahyangan, pawongan dan palemahan. Dari konsep parahyangan, setiap umat Hindu selau ingat dengan Ida Sang Hyang Widhi dan selalu bersyukur atas karunia-Nya. Perayaan Kuningan juga merupakan implementasi dari menyamabraya atau sering disebut persaudaraan, kekeluargaan dan persatuan, hal ini sesuai dengan konsep pawongan. Sedangkan jika ditinjau dari konsep palemahan hari raya Kuningan akan menjaga keselarasan hubungan manusia dengan alam, karena kelangsungan hidup kita tidak lepas dari alam maka kita harus menjaga kelestarian alam tersebut.


.::Selamat Hari Raya Kuningan::.





Selasa, 14 Desember 2010

Ibu Jari

(tulisan ini diambil dari facebook saya)

Ibu jari melambangkan seorang ibu dan jari lainnya (telunjuk, tengah, manis dan kelingking) adalah anak-anaknya.

Telapak ibu jari selalu bisa bersentuhan dengan telapak jari yang lainnya, meskipun ibu jari itu mempunyai ruas yang paling sedikit dari jari lainnya.
Seorang ibu selalu memberikan sentuhan kasih sayang yang sama dengan semua anak-anaknya, walaupun ibu mempunyai kemampuan yang terbatas. Ibu tidak pernah henti untuk memberikan kasih sayangnya walaupun anak-anaknya sudah jauh lebih mapan dari ibunya. Tidak peduli anaknya bagaimana apakah mempunyai kehidupan yang baik atau buruk, ibu akan selalu sayang kepada anaknya.

Saat mengepalkan tangan ibu jari selalu berada di atas jari lainnya.
Dalam keadaan bahaya sekalipun ibu selalu berusaha melindungi kita. Saat kita masih kecil, kita jatuh sakit, ibu selalu menjaga kita dan merawat kita. Dan sekarang kita jauh dari ibu, beliau akan tetap melindungi kita dengan selalu mendoakan kita agar selalu sehat dan bahagia.

Tatkala sedang semadhi menenangkan pikiran, ibu jari selalu menyentuh jari telunjuk kita.
Seorang ibu akan berusaha menyentuh hati kita, supaya bisa meredam ego (disimbolkan dengan jari telunjuk). Ibu selalu menyadarkan kita ketika kita sedang lupa akan diri kita, mengingatkan kita jika kita berkata dan berbuat yang buruk.

Ibu jari lebih besar dari jari yang lainnya.
Meskipun anak-anaknya sudah dewasa, ibu tetap menganggap anaknya masih kecil. Kenapa ibu begitu? Karena ibu akan selalu menjadi ibu yang selalu menyayangi anak-anaknya.

Pengaksama


Om Swastiastu



Kenapa saya mengambil nama saput poleng. Terdiri dari dua kata yaitu 'saput' dan 'poleng', saput secara sederhana berarti selimut dalam bahasa Bali dan poleng itu adalah salah satu jenis kain khas Bali. Kain poleng ini sering disebut kain poleng rwabineda ini terdiri dari warna hitam dan putih hal ini berarti perbedaan atau sesuatu yang bertolak belakang, dimana dalam kehidupan ini selalu ada hal-hal yang bertolak belakang dan harus diselaraskan agar tercipta kedamaian lahir dan bathin.

Kita selalu berhadapan dengan perbedaan, entah itu dalam pergaulan dalam masyarakat, kampus, bahkan di lingkungan keluarga selalu terdapat perbedaan. Perbedaan memang tidak bisa dipungkiri, perbedaan itu akan selalu ada karena dengan perbedaan segala sesuatu yang ada di dunia ini menjadi lebih beragam. Yang perlu kita lakukan untuk menyikapi perbedaan itu adalah menyelaraskannya. Seperti sebuah foto yang perlu diatur contras dan balance colornya supaya mendapatkan warna yang sesuai.

Kembali pada makna saput poleng itu, blog ini saya buat untuk menyelimuti segala sesuatu yang kontras menjadi sesuatu yang selaras sehingga bisa diterima oleh orang banyak. Tidak jauh dari makna poleng yaitu 'polos' dimana pola dan jumlah dari warna hitam dan putih itu selalu sama, blog masih sederhana sesuai dengan kemampuan yang saya buat tidak melebih-lebihkan dan masih banyak kekurangan. Saya masih banyak mempunyai kekurangan dan sangat memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Semoga blog ini bermanfaat.

Om, Santih, Santih, Santih Om